Januari 2012
Malam minggu kami bergegas menuju sebuah desa yang cukup jauh dari peradaban. hehehe... kami berangkat bersama anggota Tim MNCC Tasikmalaya. dengan digawangi sesepuh MNCC, Mr. Setiawan, RN., BSN. Kami bergegas pergi pada pukul 17.00 WIB. Desa tersebut bernama Ciwarak. tujuan kami menuju desa tersebut adalah untuk mewujudkan salah satu Catur Dharma PTM yaitu pengabdian masyarakat. Disana kami mengadakan sebuah seminar tentang "Terapi Komplementer". Alhamdulillah respon dari masyarakat sekitar sangat bagus.
Malam harinya kami memberikan Pendidikan Kesehatan bagi masyarakat disana. Mereka sangat antusias mendengar apa yang diucapkan pemateri. Slide demi slide diperhatikan dengan seksama. ada juga yang merasa ngilu ketika melihat foto ulkus diabetikum dalam slide. Saat itu kami membahas seputar penanganan penyakit stroke dan diabetes.
Tak jarang dari masyarakat bertanya tentang penyakit hipertensi. kebanyakan sih menanyakan cara pencegahan dan pengobatan seacara alami. dan Mr. Setiawanpun menjelaskan dengan gaya khasnya. Beliau mengatakan bahwa penyakit hipertensi bisa dikontrol dengan mengkonsumsi tempuyung, caranya dididihkan dengan air sebanyak 300 ml lalu sisakan setengahnya. efeknya adalah menjadi beser (Polyuria). Beser adalah suatu kompensasi tubuh untuk mengeluarkan kadar natrium dalam darah, gak percaya? coba aja urinnya insya Allah asin.... hehehe
Keesokan paginya kami melakukan praktek klinis dengan basis terapi komplementer herbal. Banyak sekali masyarakat yang datang. Kebanyakan dari mereka datang dengan keluhan nyeri pinggang. Namun setelah dianamnesa, gejala-gejala nyeri pinggang tersebut merujuk kepada penyakit batu ginjal (Renal Lithiasis). Ternyata yang menjadi faktor utama dari terjadinya fenomena tersebut adalah air yang dikonsumsi masyrakat mengandung zat kapur yang cukup tinggi. Ini merupakan masalah yang harus segera ditangani.
Selain itu ada juga masyarakat yang konsultasi tentang penyakit stroke yang telahlama dideritanya. Keadaanya memang tidak begitu parah, hanya saja fungsi indera penglihatannya telah hilang dan beliau mengalami hemiparesis. Intervensi yang kami berikan adalah memberikan pijatan refleksi dipadukan dengan ramuan herbal yang telah kami racik. Hasilnya adalah, klien merasa nyaman. Meskipun tidak sembuh total setidakya klien bisa terpenuhi salah satu kebutuhan dasarnya.
Saya sedikit geli ketika melihat seorang ibu yang menunjukkan sejenis kurap yang berbatas tegas berwarna merah. Beliau menuturkan bahwa kurap tersebut sangatlah gatal. Maka obat herbalnya adalah dengan menggunakan panglay. Mengapa harus panglay? karena panglay memiliki kandungan sulfur yang bisa membunuh kutu atau bakteri yang ada pada kurap tersebut.
sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan,, cukup sekian dulu ya... :)
Malam minggu kami bergegas menuju sebuah desa yang cukup jauh dari peradaban. hehehe... kami berangkat bersama anggota Tim MNCC Tasikmalaya. dengan digawangi sesepuh MNCC, Mr. Setiawan, RN., BSN. Kami bergegas pergi pada pukul 17.00 WIB. Desa tersebut bernama Ciwarak. tujuan kami menuju desa tersebut adalah untuk mewujudkan salah satu Catur Dharma PTM yaitu pengabdian masyarakat. Disana kami mengadakan sebuah seminar tentang "Terapi Komplementer". Alhamdulillah respon dari masyarakat sekitar sangat bagus.
Malam harinya kami memberikan Pendidikan Kesehatan bagi masyarakat disana. Mereka sangat antusias mendengar apa yang diucapkan pemateri. Slide demi slide diperhatikan dengan seksama. ada juga yang merasa ngilu ketika melihat foto ulkus diabetikum dalam slide. Saat itu kami membahas seputar penanganan penyakit stroke dan diabetes.
Tak jarang dari masyarakat bertanya tentang penyakit hipertensi. kebanyakan sih menanyakan cara pencegahan dan pengobatan seacara alami. dan Mr. Setiawanpun menjelaskan dengan gaya khasnya. Beliau mengatakan bahwa penyakit hipertensi bisa dikontrol dengan mengkonsumsi tempuyung, caranya dididihkan dengan air sebanyak 300 ml lalu sisakan setengahnya. efeknya adalah menjadi beser (Polyuria). Beser adalah suatu kompensasi tubuh untuk mengeluarkan kadar natrium dalam darah, gak percaya? coba aja urinnya insya Allah asin.... hehehe
Keesokan paginya kami melakukan praktek klinis dengan basis terapi komplementer herbal. Banyak sekali masyarakat yang datang. Kebanyakan dari mereka datang dengan keluhan nyeri pinggang. Namun setelah dianamnesa, gejala-gejala nyeri pinggang tersebut merujuk kepada penyakit batu ginjal (Renal Lithiasis). Ternyata yang menjadi faktor utama dari terjadinya fenomena tersebut adalah air yang dikonsumsi masyrakat mengandung zat kapur yang cukup tinggi. Ini merupakan masalah yang harus segera ditangani.
Selain itu ada juga masyarakat yang konsultasi tentang penyakit stroke yang telahlama dideritanya. Keadaanya memang tidak begitu parah, hanya saja fungsi indera penglihatannya telah hilang dan beliau mengalami hemiparesis. Intervensi yang kami berikan adalah memberikan pijatan refleksi dipadukan dengan ramuan herbal yang telah kami racik. Hasilnya adalah, klien merasa nyaman. Meskipun tidak sembuh total setidakya klien bisa terpenuhi salah satu kebutuhan dasarnya.
Saya sedikit geli ketika melihat seorang ibu yang menunjukkan sejenis kurap yang berbatas tegas berwarna merah. Beliau menuturkan bahwa kurap tersebut sangatlah gatal. Maka obat herbalnya adalah dengan menggunakan panglay. Mengapa harus panglay? karena panglay memiliki kandungan sulfur yang bisa membunuh kutu atau bakteri yang ada pada kurap tersebut.
sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan,, cukup sekian dulu ya... :)
0 Response to "Pengabdian Masyarakat di Ciwarak Tasikmalaya"
Post a Comment