Asuhan Keperawatan Gastro Entritis

LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTEROLOGI

I.                   DEFENISI
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan / tanpa darah dan / atau lender dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.

II.                ETIOLOGI
Infeksi          : Virus (Rotavirus, Adenovirus, Norwalk , bakteri ( Shigella, Salmonella, E. colli, Vibrio) ; parasit (protozoa : E. histolycia, G. lambli, Balantidium colli; cacing perut: Askaris, Trikuris, Strongiloideus,dan jamur : Kandida )
Malabsorpsi  : Karbohidrat ( intoleransi laktosa ), lemak, atau protein
Makanan      : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
Imunodefisiensi
Psikologis     : rasa takut dan cemas

Berdasarkan patofisiologinya, maka penyebab diare dibagi menjadi :
1.      Diare sekresi, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman pathogen dan apatogen; hiperperistaltik usu halus akibat bahan kimia atau makanan, gangguan psikis, gangguan saraf, hawa dingin, alergi; dan defisiensi imun terutama IgA sekretorik.
2.      Diare osmotic, yang dapat disebabkan oleh malabsorpsi makanan, kekurangan kalori protein (KKP), atau bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Pada diare akan kekurangan air (dehidrasi ), gangguan keseimbangan asam basa ( asidosis metabolic ), yang secara klinis berupa pernapasan kussmaul, hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi.

III.             MANIFESTASI KLINIS
Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemungkinan timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan / lender, warna tinja berubah menjadi kehijau – hijauan karena tercampur empedu. Anus dan sekitarnay lecet karena tinja menjadi asam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan / sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi, ubun – ubun besar cekung. Tonus dan turgorkulit berkurang. Selaput lendir mulut dan bibir kering.


IV.             PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan tinja        : makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance ), biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
2.      Pemeriksaan darah      :  darah perifer lengkap, analis gas darah dan elektrolit ( terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai kejang )
3.      Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal
4.      Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.


V.                PENATALAKSANAAN
Prinsip :
1.      Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat (terapi rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang hilang sam pai diarenya berhenti  ( terapi rumatan ).

Jumlah cairan yang diberi harus sama dengan jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/ atau muntah (previous water losses = PWL ); ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin, dan pernapasan (normal water losses = WNL); dan ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang melalui tinja dan muntah yang masih terus berangsung (concomitant water losses = CWL). Jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing – maisng anak atau golongan umur.

a.       Jumlah cairan (mL) yang hilang pada anak umur <2 tahun (BB 3-10 kg) sesuai dengan derajat dehidrasi
DEHIDRASI
PWL
NWL
CWL
JUMLAH
Ringan
50
100
25
175
Sedang
75
100
25
200
Berat
125
100
25
250

b.      Jumlah cairan (mL) yang hilang pada anak umur 2-5 tahun (BB 10-15 kg) sesuai dengan derajat dehidasi
DEHIDRASI
PWL
NWL
CWL
JUMLAH
Ringan
30
80
25
135
Sedang
50
80
25
155
Berat
80
80
25
185


c.       Jumlah cairan (mL) yang hilang pada anak umur >15 tahun (BB 15-25 kg) sesuai dengan derajat dehidrasi
DEHIDRASI
PWL
NWL
CWL
JUMLAH
Ringan
25
65
25
115
Sedang
50
65
25
140
Berat
80
65
25
170

2.      Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pda status gizi.
3.      Antibiotic dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada manfaatnya untuk kebanyakan kasusu, termasuk diare dengan panas, kecuali pada :
-          Disentri, bila tidak berespon pikirkan kemungkinan amoebiasis
-          Suspek kolera dengan dehidrasi berat
-          Diet persisten
4.      Obat – obat antidiare meliputi antimotilitas (misal: loperamid, difenoksilat, kodein, opium), adsorben (missal : norit, kaolin, attapulgit). Antimuntah termasuk prometazin dan klorpromazin. Tidak satupun obat – obat ini terbukti mempunyai efek yang nyata untuk diare akut dan beberapa malahan mempunyai efek yang membahayakan. Obat – obat ini tidak boleh diberikan pada anak <5 tahun.
Table derajat dehidrasi
Penilaian
A
B
C
Lihat :
keadaan umum


Mata


Air mata

Mulut dan lidah

Rasa haus


Periksa :
Turgor kulit

Hasil pemeriksaan


Terapi

Baik, sadar


Normal  


Ada

Basah

Minum biasa tidak haus


Kembali cepat

Tanpa dehidrasi


rencana terapi A

Gelisah, rewel


Cekung


Tidak ada

Kering

Haus, ingin minum banyak


Kembali lambat

Dehidrasi ringan/ sedang

Rencana terapi B

Lesu, lunglai, atau tidak sadar

Sangat cekung dan kering

Tidak ada

Sanat kering

Malas minum atau tidak bisa minum


Kembali sangat lambat

Dehidrasi berat


Rencana terapi C

Rencana terapi A
Digunakan untuk :
1.      Mengatasi diare tanpa dehidrasi
2.      Meneruskan terapi diare dirumah
3.      Memberikan terapi awal bila anak terkena diare lagi
Tiga cara dasar terapi dirumah adalah sebagai berikut :
1.      Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi
-          Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti cairan oralit, makanan cair (sup, air tajin, minuman yoghurt) atau air matang. Gunakan larutan oralit untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak dibawah (catatan: jika anak berusia <6 bulan dan belum makan yang cair)
-          Berikan larutan ini sebanyak anak mau
-          Teruskan pemberian larutan ini hinging diare berhenti
2.      Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
-          Teruskan ASI atau susu yang biasa diberikan
-          Untuk anak <6 bulan dan belum mendapat makanan padat dapat diberikan susu yang dicairkan dengan air yang sebanding selama 2 hari
-          Bila anak 6 bulan atau lebih mendapat makanan padat
·         Berikan bubur atau campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur dengan kacang – kacangan, sayur, daging, atau ikan, tambahan 1 atau 2 sendok the minyak sayur tiap porsi
·         Biarkan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium
·         Berikan makanan yang segar, masak dan haluskan atau tumbuk dengan baik
·         Dorong anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari
·         Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan tambahan setiap hari selama 2 minggu
Bahwa anak kepada petugas bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita sebagai berikut :
-          Buang   air besar cair sering kali
-          Muntah berulang – ulang
-          Sangat haus sekali
-          Makan atau minum sedikit
-          Demam
-          Tinja berdarah
Jika anak akan diberi larutan diare dirumah, tunjukan kepada ibu jumlah oralit yang diberikan setiap habis buang air besar dan berikan oralit yang cukup untuk 2 hari.
Cara memberikan oralit :
1.      Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun
2.      Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua
3.      Bila anak muntah tunggulah 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih sedikit (misalnya sesendok tiap 1-2 menit)
4.      Bila diare berlanjut setelah bungkus oralit habis, beritahu ibu untuk memberikan cairan lain seperti dijelaskan dalam cara pertama atau kembali kepada petugas kesehatan untuk mendapatkan tambahan oralit.
Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO, tiap 1 liter mengandung 3,5 g/l natrium klorida, 2,5 g/l natrium bikarbonat, 1,5 g/l kalium klorida, dan 20 g/l glukosa. Elektrolit yang dikandung meliputi natrium 90 mMol/l, klorida 80 mMol/l, kalium 20 mMol/l, bikarbonat 30 mMol/l, dan glukosa 111 mMol/l.

Rencana pengobatan B
Dalam 3 jam pertama berikan 75 ml/kgBB atau bila berat badan anak tidak diketahui dan atau memudahkan dilapangan, berikan oralit paling sedikit sesuai table.
Umur
<1 tahun
1-5 tahun
>5 tahun
Dewasa
Jumlah oralit
300 mL
600mL
1200mL
2400mL

·         Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah
·         Dorong ibu untuk meneruskan ASI
·         Untuk bayi <6 bulan yang tidak mendapatkan asi, berikan juga 100-200 ml air masak selama masa ini
Amati anak dengan seksama dan bantu ibu memberikan oralit:
·         Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan
·         Tunjukan cara memberikannya – sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak di bawah 2 tahun , beberapa teguk dari cangkir – untuk anak yang lebih tua.
·         Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah
·         Bila anak muntah tunggu 10 menit, kemudian teruskan pemberian oralit lebih lambat, misalnya sesendok tiap 2-3 menit
·         Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak atau ASI. Beri oralit sesuai rencana A bila bengkak telah hilang.
Setelah 3-4 jam, nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian, kemudian pilih rencana A,B, atau C untuk melanjutkan pengobatan.
·         Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke rencana A. bila dehidrasi telah hilang, anak biasanya kencing dan lelah kemudian  mengantuk dan tidur.
·         Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang, ulangi rencana B tetapi tawarkan makanan, susu, dan sari buah seperti rencana A
·         Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan rencana C.
Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana pengobatan B:
·         Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam pengobatan 3 jam dirumah
·         Berikan bungkus oralit untuk rehidrasi dan untuk 2 hari seperti dijelaskan dalam rencana A
·         Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit.
-          Memberikan oralit atau cairan lain hingga diare berhenti
-          Member makan anak
-          Membawa anak ke petugas kesehatan bila perlu
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “ M “ DENGAN GASTROENTEROLOGI
DI RUANG RAWAT INAP KEMALA RS. BHAYANGKARA PALEMBANG

I.                   Identitas Anak
Nama                                             : Madina syawalia
Tanggal lahir / umur                      : 6 oktober 2009
Nama Ayah / Ibu                          : Suryadi /
Pekerjaan Ayah / ibu                     : PNS / ibu rumah tangga
Pendidikan Ayah / ibu                  : D3 / SMA
Agama Ayah / ibu                         : Islam
Suku bangsa                                  : Indonesia
Tanggal Masuk                              : 25 Juli 2011
Diagnose Medis                            : GE dengan dehidrasi ringan
Tanggal pengambilan data            : 25 Juli 2011

II.                Alasan Masuk / keluhan utama
Orang tua OS mengatakan bahawa anaknya sudah 4 hari ini anaknya mengalami mencret ( BAB lebih dari 3 kali dal sehari ), BAB nya berupa cairan kuning dan sangat cair seperti air seni, dan juga  anaknya terlihat mual dan muntah dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari. Rewel dan susah tidur.

III.             Riwayat Penyakit saat ini
Tidak ada

IV.             Riwayat kesehatan masa lalu
Tidak ada

V.                Genogram ( 3 generasi )







Keterangan :
                        : perempuan 
                        : laki - laki
                        : tinggal satu rumah

VI.             Kebutuhan Dasar
1.      Makan yang disukai / tidak disukai
Nafsu makan   :           Baik                 Tidak               Mual                Muntah

Pola makan      :           2x/hari                         3x/hari            >3x/hari

2.      Pola tidur        :           siang 2 jam                              malam 8 jam

Kebiasaan sebelum tidur         :           perlu maianan                          bacakan cerita
                                                            Dengan benda – benda kesayangan

3.      Pola kebersiha diri
Mandi              :           sendiri …x/hari                       dimandikan/lap 2x/hari

Gosok gigi       :    … x/ hari

Kebersihan diri            :           baik                 tidak

4.      Aktivitas bermain:
Os terlihat lemas, tetapi kesehariannya Os adalah anak yang incah dan active.

5.      Eliminasi         : BAB:  1x/ hari,                      BAK :  >4x/hari
Myconeum      :           ada                  tidak ada


VII.          Riwayat Sosial
Yang mengasuh    :           orang tua                     Nenek/ Kakek
                                          Pembantu                    Keluarga lain

Hubungan dengan anggota kelurga :                    Harmonis                     Tidak harmonis

Watak / kebiasaan anak     :          Suka tertawa               Pendiam                     Ramah
                                                      Suka berteman                        sering menangis


VIII.       Pemeriksaan fisik
Tinggi badan / panjang badan :          cm              Berat badan : 9 kg
Tanda vital            : S = 37,9oC     N = 136x/menit           P = 40x/menit 
  TD =              mmHg

Kesadaran :           komposmentis             Apatis              gelisah            somnolent
                              Supor                           koma

Kepala       : Lingkar kepala = ……cm     Bentuk :          normal             kelainan

Rambut     :           normal hitam               tipis                 jarang              merah

Mata          :           normal                         tidak simetris                          menonjol
                              Kelainan,…..

Hidung      :           normal                         bengkok                      beringus
                              Berbau                         kelainan,….

Gigi                       : Normal          Caries              Kelainan,….

Telinga      :           normal                         keluar cairan                berbau
                              Kelainan,….

Dada         :           Normal            Tidak simetris              kelainan,..

                          Lingkar dada :  ……. cm                        Lingkar perut :  …….. cm                 
Abdomen  :           Normal lemas              kembung                     membuncit keras
                              Kelainan,…….

Tali pusat   :           Basah              kering              bau, sebutkan……

Pernafasan :           Normal            dispnea            kelainan,….

Sirkulasi    :           Baik                 udema             sianosis            kelainan,….

Kulit          :           Turgor baik                  Turgor buruk

                         Kelembapan         :           Baik                             buruk
                         Warna                   :           merah muda                pucat  
                         Lanugo                 :           Ya                               Tidak

Kuku         :           Normal            kotor                panjang            mudah patah

                              Kelainan,….

Gizi           :           Baik                 sedang             kurang

Tonus otot :           Baik                 sedang             kurang

Ekstremitas :         Normal            kelainan, udema pada ekstremitas

Genetalia   :           Normal            kelainan, udema pada skrotum

Anus          :           normal             abnormal


IX.             Reflek – reflek
Sucking     :           kuat                 lemah               sedang             kelainan,…… 
Rooting     :           kuat                 lemah               sedang             kelainan,…… 
Grasp         :           kuat                 lemah               sedang             kelainan,…… 
Babinski    :           kuat                 lemah               sedang             kelainan,…… 
Moro         :           kuat                 lemah               sedang             kelainan,…… 
Tonic neck :           kuat                 lemah               sedang             kelainan,…… 


X.                Pola Tumbuh Kembang
Riwayat kehamilan:

Riwayat kelahiran :

Riwayat imunisasi :           BCG                Polio                DPT                Campak
                                          Hepatitis

Fisik miring usia 2 bulan, tengkurap : 4 bulan,    merangkak : 5 bulan

Gigi pertama usia 6 bulan,            duduk usia : 8 bulan,   berdiri : 9 bulan

Jalan  sendiri usia : 12 bulan,        bicara usia : 14 Bulan



XI.             Data Penunjang

Pemeriksaan feces
Feces
Hasil
Nilai Normal
Makroskopi :
-          Warna
-          Konsitensi

Mikrosopi :
-          Eritrosit
-          Leukosit
-          Telur cacing
-          Amoeba
-          Jamur
-          Lain - lain

Hijau
Lembek


1-2
2-3
-
-
-
Lemak





<1/LPB
<1/LPB
Negative
Negative
Negative
Positif

Pemeriksaan Hematologi
Hematologi
Hasil
Nilai Normal
-          Hb
-          Leukosit
-          Trombosit
-          Hematokrit
10,5
10.000
363.000
38%
12-14 g/dL
5.000
<20 mm/jam
40-48%


XII.          Rumusan Masalah Keperawatan

-                      Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
-                      Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh



XIII.       Analisa Data

No.
DATA
ETIOLOGI
RUMUSAN MASALAH
1.
DS :
Orang tua klien mengatakan, bahwa anaknya BAB lebih dari 5 kali, rewel atau sering menangis.

DO :
KU : lemah
KU : komposmentis
TTV :
-    N : 138x/menit
-    RR : 37x/menit
-    T : 37,9oC
Mata : cekung dan anemis
Bibir : tampak kering
Turgor kulit tdk elastic

masuknya makanan/minuman yang terkontaminasi




infeksi mukosa usus




makanan/zat tidak dapat diserap




tekanana osmotic dalam rongga usus meningkat




terjadi pergesaran air dan elektrolit ke dalam rongga usus




isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya




diare
Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
2.
DS :
Orang tua klien mengatakan, bahwa anaknya tidak nafsu makan.

DO :
KU : lemah
KU : komposmentis
TTV :
-    N : 138x/menit
-    RR : 37x/menit
-    T : 37,9oC
Mata : cekung dan anemis
Bibir : tampak kering
Turgor kulit tdk elastic, terlihat malas dan lemas.
Perut distensi, terdengar bising usus.
Rasa tidak nyaman di daerah abdomen


Terjadi peningkatan asam lambung




Mual dan muntah




Anoreksia (tidak nafsu makan)
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


XIV.       Diagnosa Keperawatan

-          Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
-          Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah.




XV.          Rencana Keperawatan

No.
DATA
TUJUAN
INTERVENSI
1.
Hari, tanggal : senin, 25 juli 2011
Pukul : 10.45 WIB

DS :
Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya bab >5x, mual dan muntah yang berlebih.

DO :
TTV :
RR : 34x/menit
T : 37,2oC
N : 138x/menit

Mata terlihat sedikit cekung, mukosa dan bibir terlihat kering, dan terlihat gelisah/rewel. Anak terlihat dehidrasi.
Devisit cairan dan elektrolit teratasi
Kriteria hasil:
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan seimbang
a.       Observasi tanda-tanda vital.
b.      Observasi tanda-tanda dehidrasi.
c.       Ukur input dan output cairan (balance ccairan).
d.      Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 – 2500 cc per hari.
e.       Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan, pemeriksaan lab elektrolit.
f.       Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.
2.
Hari, tanggal : senin, 25 juli 2011
Pukul : 10.45 WIB


DS :
Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya bab >5x, mual dan muntah yang berlebih.

DO :
TTV :
RR : 34x/menit
T : 37,2oC
N : 138x/menit
BB : 9 kg
Mata terlihat sedikit cekung, mukosa dan bibir terlihat kering, dan terlihat gelisah/rewel. Perut distensi, tidak nafsu makan, terdengar bising usus.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang
a.       Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.
b.      Timbang berat badan klien.
c.       Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.
d.      Lakukan pemeriksaan fisik abdomen (palpasi, perkusi, dan auskultasi).
e.       Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.
f.       Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.


XVI.       Evaluasi

HARI, TANGGAL
JAM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
TANDA TANGAN PERAWAT
Selasa, 26 juli 2011










27 Juli 2011









28 Juli 2011







29 Juli 2011
08.15
WIB










19.45 WIB








15.00 WIB






07.43 WIB
Devisit cairan dan elektrolit teratasi
S : Orang tua klien mengatakan bab >5x dan fecesnya encer.
O : TTV tidak normal, lemas, pucat.
A: Masalah teratasi sebagian
P : IVFD KA-EN 3A gtt 20x/menit.
Oralit, zinkid syrup 1x5 mL, IV ceftriaxone 2x250 mg

S : orang tua klien mengatakan BAB mulai kental.
O : TTV mulai membaik, masih terlihat lemas, keadaan fisik masih belum baik.
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan

S : orang tua klien mengatakan BAB 5x/hari dan feces kental.
O : TTV mulai membaik, keadaan masih lemah.
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan

S : orang tua klien mengatakan BAB mulai normal, feces mulai sedikit padat
O : TTV mulai normal, keadaan klien mulai membaik.
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi stop. Besok sudah boleh pulang.
Selasa, 26 juli 2011






27 Juli 2011







28 Juli 2011







29 Juli 2011
08.15
WIB






19.45 WIB






15.00 WIB






07.43 WIB
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah
S : orang tua klien mengatakan anaknya tidak nafsu makan.
O : klien masih mual dan muntah, keadaan lemah.
A : masalah belum teratasi
P : intervensi diteruskan

S : orang tua klien mengatakan anaknya masih muntah dan tidak nafsu makan
O : klien masih terlihat lemas.
A : masalah belum teratasi
P : intervensi diteruskan

S : orang tua klien mengatakan anaknya sudah mulai mau makan. Tapi sedikit.
O : klien tampak masih lemas
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi diteruskan

S : orang tua klien mengatakan nafsu makan anaknya mulai meningkat.
O : keadaan klien tampak mulai baik
A : masalah teratasi
P : intervensi di stop












  
DAFTAR PUSTAKA


Dongoes, Marilyn E (2000). Diagnosa Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
          Aescullapius.



0 Response to "Asuhan Keperawatan Gastro Entritis"

google-site-verification: googlee8312c6eb61e70e9.html